Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara umum, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.
Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.
Jenis blorok pada burung lovebird
1. Dompied yang dimaksud adalah blorok yang mempunyai sifat gen dominan artinya gen blorok akan diturunkan kepada anaknya, nah untuk dompied bisa bersifat DF(double faktor/gen blorok kuat sekali)ato bisa SF (single factor/ gen blorok kurang kuat).
2. Pied Resessive ato sering disebut blorok mutasi, pola blorok makin lama makin hilang seiring proses pergantian bulu, ato lb asalnya tidak blorok lama2 bisa blorok karena adanya pengaruh suhu kandang dan pergantian bulu. Pied resessive tidak diturunkan kepada anaknya.
3. Mottle, ini juga disebut blorok, justru pola blorok kadang2 lebih tegas dan Cantik dibanding yang dompied, akan tetapi gen bloroknya juga tidak diturunkan ke anaknya..biasanya pada sayap warna hitamnya ada selap putih pada beberapa helai sayapnya
Memunculkan pola blorok pada warna love bird diakui sangat susah oleh banyak orang, tapi bukan berarti tidak mungkin. Modal utamanya adalah kesabaran dan ketelitian di samping kerelaan untuk menyisihkan love bird galur murni yang dimiliki.Dari love bird galur murni inilah penangkar bisa mengupayakan munculnya warna blorok, meskipun tidak ada jaminan bisa berhasil. “Blorok itu awalnya terjadi dari perkawinan silang dua pasang atau lebih baik lagi empat pasang. Yang dikawinkan silang ini harus galur murni,” kata salah satu penangkar love bird asal Debegan, Mojosongno, Solo, saat menjelaskan pengalamannya.Dia mencontohkan, persilangan ini diawali dengan perkawinan empat pasang love bird warna kuning dan dua pasang hijau. Dari persilangan pertama ini, keempat pasangan menghasilkan empat keturunan pertama. Selanjutnya keempat anakan ini dijadikan dua pasang induk dan masing-masing menghasilkan keturunan kedua. Dua ekor anakan keturunan kedua ini kemudian dikawinkan lagi dan menghasilkan keturunan ketiga. Jika masih ada materi lagi, keturunan ketiga ini bisa dikawinkan lagi dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan keempat atau seterusnya.
Menurut peternak, setiap tahap keturunan ini memiliki kemungkinan munculnya blorok yang berbeda-beda. Semakin ke bawah (keturunan ketiga, keempat dan kelima) kemungkinan munculnya blorok semakin besar. Blorok yang muncul di bulu pun semakin banyak. “Turunan pertama biasanya kemungkinannya kecil jadi blorok, turunan kedua ada bloroknya. Yang ketiga blorok sudah agak banyak dan yang keempat dan kelima lebih banyak lagi bloroknya,” terang peternak.
Butuh Waktu
Karena mencakup empat sampai lima generasi, proses persilangan untuk menghasilkan warna blorok ini butuh waktu empat hingga lima tahun. Untuk menjalani seluruh proses ini diakui tidak mudah. Sejak awal, tidak semua penangkar mau merelakan love bird galur murni mereka dijadikan sebagai bahan percobaan. Mereka yang punya love bird kuning, hijau, kepala hitam galur murni, biasanya enggan melakukan persilangan. Maklum, love bird galur murni saat ini sudah sulit didapat.“Sekarang love bird hijau kepala hitam yang banyak diimpor itu, hitamnya sudah abu-abu. Susah banget mencari yang kepalanya hitam.” kata peternak sendiri sudah mencoba melakukan proses persilangan ini untuk mencari love bird blorok beberapa waktu lalu.
Butuh Waktu
Karena mencakup empat sampai lima generasi, proses persilangan untuk menghasilkan warna blorok ini butuh waktu empat hingga lima tahun. Untuk menjalani seluruh proses ini diakui tidak mudah. Sejak awal, tidak semua penangkar mau merelakan love bird galur murni mereka dijadikan sebagai bahan percobaan. Mereka yang punya love bird kuning, hijau, kepala hitam galur murni, biasanya enggan melakukan persilangan. Maklum, love bird galur murni saat ini sudah sulit didapat.“Sekarang love bird hijau kepala hitam yang banyak diimpor itu, hitamnya sudah abu-abu. Susah banget mencari yang kepalanya hitam.” kata peternak sendiri sudah mencoba melakukan proses persilangan ini untuk mencari love bird blorok beberapa waktu lalu.
Sayangnya proses persilangan itu harus berhenti di keturunan ketiga karena salah satu induknya sudah mati. “Masih ada bloroknya, tapi hanya jantan.” Namun bagi yang enggan melakukan persilangan dalam waktu lama, sebenarnya ada cara instan yang membutuhkan waktu jauh lebih singkat. Caranya adalah dengan membeli seekor love bird blorok dan menyilangkannya dengan love bird warna apa saja.”Sebaiknya blorok yang dipilih berwarna gelap. Tapi ini butuh dana yang lumayan.
Sekarang muncul hibrid baru yaitu blorok bermata biru, mungkin ini hal yang belum pernah terjadi pada peternak lovebird. Namun kini anda jenis baru yaitu bermata biru. Kalau lovebird mata merah sudah banyak beredar seperti lutino mata merah maupun albino mata merah. Salah satu peternak di jogja telah mendapatakan hasil dari beternak lovebird yaitu blorok yang bermata biru. Ini di dapat dari indukan blorok violet (peied vio) dengan pa stel biru. mungkin anda tidak percaya jika belum melihat penampakannya.
berikut ini penampakan blorok yang bermata biru.
